(Journal Review) Ukuran Lubang Pada Bukaan Ovitrap: Dampaknya Terhadap Oviposisi Oleh Nyamuk Culex (Culex)
Kamis, 14 September 2023
PENDAHULUAN
Di Florida Selatan, dua spesies nyamuk, Culex nigripalpus Theobald dan Culex quinquefasciatus adalah yang paling umum ditemukan di antara jenis nyamuk Culex lainnya. Nyamuk ini berkembang biak di berbagai lingkungan air seperti rawa, kolam, dan kontainer, dengan preferensi oviposisi adalah habitat yang kaya akan nutrisi. Ditemukan bahwa di dalam wadah yang lebih kecil seperti vas pemakaman dan tangki, larva Culex quinquefasciatus lebih banyak ditemukan dibandingkan Culex nigripalpus.
Untuk oviposisi, wadah yang diberi umpan dengan atraktan merupakan komponen penting untuk menarik betina yang sedang hamil. Selain itu, ukuran wadah dan bukaan bisa menentukan seberapa banyak telur yang diletakan untuk beberapa spesies.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi apakah ukuran bukaan kontainer berperan dalam perilaku oviposisi nyamuk Culex di Florida Selatan. Tujuan utamanya adalah untuk mendapakan insight baru mengenai perangkap nyamuk betina gravid, terutama untuk menangkap Culex nigripalpus.
METODE PENELITIAN
Lokasi
Percobaan dilakukan di Indian River County, Florida, di dua lokasi lapangan yang direkomendasikan oleh Distrik Pengendalian Nyamuk Indian River. Kedua lokasi tersebut memiliki nyamuk Culex yang melimpah selama musim panas.
Lokasi A terletak di lahan basah fasilitas pengolahan air limbah regional, yang memiliki kolam dengan tanaman air di sekitarnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas air. Sementara itu, Lokasi B terletak di lahan yang masih dalam tahap pengembangan dan dekat dengan sebuah pabrik pengolahan jeruk. Pabrik ini menggunakan lapangan khusus untuk membuang air limbah yang belum diolah.
Di masing-masing lokasi, diletakan sebuah perangkap telur (ovitrap) di enam stasiun yang terpisah sejauh 30 meter. Sebagian besar perangkap ditempatkan di area yang aman dan teduh agar terlindungi dari mesin pemotong rumput dan gangguan lainnya.
Ovitrap
Ovitrap yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari wadah plastik hitam berukuran 47 cm × 35 cm × 13 cm. Wadah-wadah ini dilengkapi dengan tutup yang terbuat dari kayu lapis yang dicat hitam (61 cm × 48 cm × 1,2 cm) :
- Satu jenis tutup memiliki satu bukaan besar berukuran 600 cm2,
- Jenis lainnya memiliki 16 bukaan yang lebih kecil berukuran 2,5 cm × 15,5 cm menyerupai desain yang biasa terlihat pada penutup bak penampung air hujan
Total luas ruang terbuka pada kedua jenis tutup ini sama, yaitu 600 cm2 Digunakan . Strip Velcro untuk menempelkan tutup dengan kontainer.
Untuk menarik nyamuk Culex yang hamil, ovitrap diberi umpan dengan komposisi 3,8 L infus jerami, yang dibuat dengan 5 g jerami dan 130 mg campuran tepung hati/ragi (1:6) dalam 3,8 L air. Campuran tersebut disimpan selama 3 hari sebelum dimasukkan ke dalam ovitrap.
Pengumpulan Telur
Pengambilan sampel untuk rakit telur dilakukan mulai dari tanggal 15 Juli hingga 15 Agustus (18 hari). Pada setiap tanggal pengambilan sampel, tiga ovitrap di setiap lokasi memiliki penutup dengan bukaan besar dan tiga ovitrap lainnya memiliki penutup dengan bukaan kecil. Jenis penutup dirotasi sehingga pada setiap tanggal pengumpulan ovitrap memiliki jenis penutup yang berbeda.
Setelah setiap pengumpulan setiap malam, rakit telur yang disimpan di setiap wadah dipindahkan secara individual ke dalam botol dan ditempatkan di lingkungan yang terkendali atau disebut sebagai ruang bioklimatik. Ketika telur menetas, larva diidentifikasi dengan mengacu pada panduan identifikasi lokal dan regional.
Analisis Statistik
Analisis ANOVA dilakukan untuk mengevaluasi efek dari setiap variabel independen (jenis kontainer yang dibuka, lokasi, dan waktu) terhadap jumlah rakit telur di masing-masing spesies Culex.
HASIL PENGAMATAN
Sebanyak 3059 rakit telur diperoleh selama penelitian, yang mewakili lima spesies Culex termasuk Culex nigripalpus, Culex quinquefasciatus, Culex coronator, Culex salinarius, dan Culex interrogator. Sebagian besar rakit telur diidentifikasi sebagai Cx. Nigripalpus (57,8%), diikuti oleh Cx. Quinquefasciatus (24,6%) dan Cx. coronator (16,4%). Selain itu, ditemukan dua rakit telur Cx. salinarius dan tiga rakit telur Cx. interrogator.
Nilai signifikan dari bukaan, lokasi, dan tanggal, terutama untuk spesies yang paling umum ditemukan bahwa di antara spesies Culex, jumlah rakit telur yang lebih tinggi ditemukan pada kontainer dengan bukaan yang besar. Namun, proporsi rakit telur dari Cx. quinquefasciaHtus pada kontainer ini lebih kecil dibandingkan dengan dua spesies Culex lainnya.
Semua spesies Culex yang diambil sampel selama penelitian ini meletakkan lebih banyak rakit telur di wadah berlubang besar (p < 0,05). Meskipun Cx. quinquefasciatus dipengaruhi oleh semua faktor yang diuji, lubang penutupan memengaruhi spesies ini lebih sedikit daripada faktor lain (P < 0,0089). Jumlah rakit telur Cx. quinquefaciatius lebih banyak dikumpulkan di Situs B (perumahan: total 441 rakit telur) daripada di situs A (lahan basah pengolahan air limbah: total 300 rakit telur).
DISKUSI
Nyamuk mengandalkan sinyal visual dan aroma untuk menemukan dan memilih tempat yang cocok untuk bertelur. Karena semua ovitrap memiliki jumlah infus jerami yang sama dan ukuran lubang yang sama, maka dapat diasumsikan bahwa aroma dari kedua jenis perangkap tersebut sama.
Jumlah rakit telur Cx. nigripalpus dan Cx. coronator lebih tinggi pada perangkap dengan satu lubang besar, dibandingkan dengan perangkap dengan beberapa lubang kecil. Hal tersebut dapat terjadi kemungkinan besar disebabkan karena respon visual nyamuk terhadap lokasi oviposisinya.
Ovitrap dengan lubang kecil dapat menghalangi kemampuan nyamuk untuk menilai permukaan air, hampir seperti penghalang visual. Karena Cx. quinquefasciatus lebih menyukai lingkungan air yang kaya akan nutrisi, nyamuk ini mungkin lebih mengandalkan isyarat bau daripada isyarat visual ketika berada di dekat tempat yang potensial untuk bertelur.
Secara signifikan lebih banyak rakit telur Cx. quinquefaciatius yang dikumpulkan di Lokasi B (441 rakit telur) daripada di Lokasi A (300 rakit telur). Hal ini mungkin terjadi karena air limbah yang tidak diolah dari pabrik pengolahan jeruk lebih menarik perhatian Cx. Quinquefasciatus.
Sebaliknya, di Lokasi A, air limbah menerima pengolahan primer dan sekunder sebelum ditambahkan ke lahan basah yang dibangun, oleh karena itu sistem akuatik ini pada dasarnya tidak cocok untuk Cx. quinquefasiatus.
KESIMPULAN
Sebagian besar spesies Cx. Nigripalpus, Cx. coronator, Cx. quinquefasciatus yang tertangkap berada di dalam kontainer dengan penutup yang memiliki bukaan yang besar. Jumlah rakit telur Cx. quinquefasciatus yang diletakkan di dalam kontainer dengan penutup dengan bukaan yang kecil lebih banyak dibandingkan dengan Culex nigripalpus dan Culex coronator, menunjukkan kemungkinan bahwa untuk menemukan tempat oviposisi, Culex quinquefasciatus lebih mengandalkan petunjuk penciuman, sedangkan spesies Culex lainnya lebih mengandalkan petunjuk visual.
REFERENSI
Dongyoung, S., George, F.O, & Ayse, C. (2020). Size of Openings in Water Holding Containers : Impact on Oviposition by Culex (Culex) Mosquitoes. Insects. 10 (9) : 257.